Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Fisik Remaja Awal


Masa remaja adalah  masa yang begitu penting dalam hidup manusia karena masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. 

Matangnya organ reproduksi memungkinkan remaja pria mengalami mimpi basah dan remaja wanita mengalami haid pertama  atau menarche (Yusuf, 2006:7). 

Pubertas tidak sama dengan masa remaja, akan tetapi pubertas merupakan awal yang penting yang menandai masa remaja. Masa remaja awal (early adolescence) berlangsung  di masa SMP atau SMA, dan perubahan pubertas terbanyak terjadi pada  masa ini (Santrock, 2012:20). 

Selanjutnya, Hurlock (2003:188) menyatakan bahwa pubertas adalah suatu periode  di mana terjadi pertumbuhan yang cepat dan perubahan proporsi tubuh yang mencolok. 


Ciri-ciri Perkembangan Fisik Remaja  dan Keanekaragaman Proporsi Tubuh 

Selama masa remaja terjadi perubahan-perubahan pada seluruh tubuh, baik bagian dalam maupun bagian luar tubuh, baik perubahan struktur tubuh maupun fungsinya. Faktanya hampir semua bagian tubuh perubahannya mengikuti irama yang tetap, sehingga waktu terjadinya dapat diperkirakan sebelumnya. Perubahan tersebut nampak jelas pada masa remaja awal.  

Perubahan-perubahan fisik yang penting dan yang terjadi pada masa remaja menurut Sunarto (2002:82) adalah (1) perubahan ukuran tubuh; (2) tubuh yang kurang proporsional; (3) ciri kelamin primer; (4) ciri kelamin sekunder. Perbedaan proporsi tubuh di antara remaja disebabkan percepatan pertumbuhan dan proses kematangan seksual.


Dampak Perubahan Fisik 

Perubahan fisik pada masa remaja berpengaruh terhadap keadaan fisik dan psikologis remaja, di antaranya terhadap  aspek emosional, sosial maupun kepribadian. Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap karakteristik sikap dan perilaku remaja. Menurut Ridwan (2004: 118-119) beberapa pengaruh perubahan fisik terhadap sikap dan perilaku, yaitu:

  1. Ingin menyendiri. Remaja mulai menarik diri dari teman-temannya dan dari  berbagai kegiatan keluarga.
  2. Bosan. Remaja mulai bosan dengan permainan yang sebelumnya amat  digemari, bosan dengan tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya.  
  3. Inkoordinasi. Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang memengaruhi pada koordinasi gerakan. Remaja merasa canggung  dan janggal selama beberapa waktu. 
  4. Antagonisme Sosial. Remaja sering kali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang, bermusuhan antara dua jenis kelamin. 
  5. Emosi yang meninggi. Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis. 
  6. Hilangnya kepercayaan diri. Remaja banyak yang mengalami rendah diri karena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tuanya. 
  7. Terlalu sederhana. Remaja berpenampilan sangat sederhana karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan tubuhnya dan memberi komentar yang buruk.  


Cara Mengidentifikasi  Pertumbuhan Fisik dan Kesehatan Fisik Peserta Didik 

Guru dapat melakukan identifikasi kondisi dan kesehatan fisik peserta didik dengan cara membandingkan ciri-ciri remaja dengan kondisi dan kesehatan fisik yang baik dengan kondisi ril peserta didik. Ciri-ciri kondisi dan kesehatan fisik peserta didik yang ril dapat dikoleksi antara lain melalui:  

  1. pengamatan, guru mengamati perilaku peserta didik pada saat KBM dengan  menggunakan pedoman pengamatan, dan pengamatan insidentil; 
  2. lakukan pengukuran tinggi badan, berat badan pada teman peserta didik dalam  satu kelas;
  3. Bekerjasama dengan petugas piket untuk melakukan rekapitulasi jumlah ketidakhadiran peserta didik dan mencatat penyebab ketidakhadirannya;   
  4. informasi dari rekan guru dan orangtua serta teman-teman peserta didik.