Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Kecerdasan Majemuk, Bakat, dan Kreatifitas


A. Kecerdasan Majemuk

Menurut Gardner (Sukmadinata, 2011:95), tingkat inteligensi atau IQ bukan satusatunya yang dapat meramalkan keberhasilan seseorang tetapi ada kecerdasan dalam spektrum yang lebih luas, yaitu kecerdasan majemuk (multiple intelligent). 

  1. Setiap anak memiliki kecenderungan dari delapan kecerdasan, meskipun memiliki tingkat penguasaan yang berbeda, yaitu:
  2. Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence), kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks (penulis, ahli bahasa, sastrawan, jurnalis, orator, penyiar). 
  3. Kecerdasan matematika – logis (logical-mathematical intelligence), kecakapan untuk menyelesaikan operasi (ilmuwan,ahli matematis, akuntan). 
  4. Kecerdasan spasial–visual (visual-spatial intelligence), kecakapan berpikir dalam ruang tiga dimensi (pilot, nakhoda, astronot, pelukis, perupa, arsitek). 
  5. Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence). Kecakapan melakukan gerakan dan keterampilan-kecekatan fisik. (olahragawan, penari, pencipta tari, perajin profesional, dokter bedah, dll). 
  6. Kecerdasan musik (musical intelligence). Kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada.(komposer, musisi, penyanyi, kritikus dan pengamat music, dll). 
  7. Kecerdasan hubungan sosial (interpersonal intelligence). Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain secara efektif (guru, konselor, pekerja sosial, aktor,pimpinan masyarakat, politikus, dll.). 
  8. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Kecakapan memahami diri dan menata kehidupannya sendiri (agamawan, psikolog, psikiater, filosof, adalah mereka yang memilki inteligensi pribadi yang tinggi). 
  9. Kecerdasan naturalis hakekatnya adalah kecakapan  manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta ((petani, ahli botani, ahli ekologi, ahli tanah, dll). 

Konsep kecerdasan majemuk bukanlah hal baru, ahli-ahli lain menyebutnya sebagai bakat atau aptitude. Dalam pandangan Gardner tidak ada manusia bodoh, terutama jika individu diberikan rangsangan yang tepat. 

Apabila lingkungan (orangtua dan guru) memberikan rangsangan yang tepat, maka setiap kecerdasannya akan menjadi suatu kemampuan yang luar biasa. 


B. Bakat

Bakat merupakan kecakapan dasar atau suatu potensi yang merupakan pembawaan untuk memperoleh suatu pengetahuan atau keterampilan pada bidang tertentu. Setiap individu memiliki bakat hanya berbeda baik dalam derajat maupun jenisnya. 

Bakat dapat dikelompokkan menjadi bakat bilangan, bakat bahasa, bakat tilikan ruang, tilikan hubungan sosial, dan bakat gerak motoris (Makmun, 2009:55). Pembagian jenis bakat mungkin dikaitkan dengan bidang  studi atau bakat sekolah (scholastic aptitude) atau bidang pekerjaan (vocational aptitude). 

Bakat sekolah berkaitan dengan kemampuan penguasaan ilmu, penguasaan mata pelajaran, seperti bakat matematika, bahasa, fisika, sejarah, IPS, olah raga, musik, menggambar dan keterampilan. Bakat pekerjaan berkaitan dengan penguasaan bidang pekerjaan seperti bidang teknik, pertanian, dan ekonomi 


C.  Kreativitas

Setiap orang memiliki potensi kreatif meskipun dalam derajat yang berbeda (DePorter, 2001:293). Kreativitas mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru, berbeda, unik, baik itu berbentuk lisan, tulisan, maupun konkret atau abstrak dan  kreativitas timbul dari pemikiran divergen (Hurlock, 1978:5). 

Berpikir divergen mempertimbangkan beberapa jawaban yang mungkin ada untuk suatu masalah. De Bono (1991:8) menyebutnya berpikir lateral, pola berpikir lateral selalu berkaitan dengan ide-ide baru, maka nampak erat kaitannya dengan pola berpikir kreatif. 

Berpikir secara divergen atau lateral, memberi kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapat sebanyak mungkin tanpa memikirkan bahwa pendapat yang disampaikan itu benar atau salah, memberikan jawaban yang berbeda, memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah, dan memberikan gagasan-gagasan yang berbeda atau baru. 

Menurut Hurlock (2013:4) bahwa orang yang kreatif tidak selalu memiliki inteligensi yang tinggi, kadang-kadang ditemukan orang yang memiliki bakat kreatifnya tinggi tetapi tingkat kecerdasannya rendah dan tidak semua orang yang tingkat kecerdasannya tinggi adalah pencipta.