Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Membedakan Teks dan Nonteks

Cara Membedakan Teks dan Nonteks

Banyak yang beranggapan bahwa teks adalah tulisan yang dapat kita baca. Namun sebenarnya teks tidak hanya berbentuk tulisan (written), namun juga dalam bentuk lisan (spoken). 

Ketika kita berbicara dengan orang lain, dapat dikatakan bahwa kita menciptakan teks untuk menyampaikan makna. Begitu juga ketika kita menulis. 


Membedakan teks dan nonteks 

Istilah teks berasal dari bahasa Latin “textum” yang berarti menenun.  Dalam proses penyusunan teks, setelah kita memilah dan memilih kata-kata, selanjutnya kita menyusun kata-kata tersebut menjadi sebuah “tenunan” kata-kata yang bermakna kuat. 

Teks juga dapat diartikan sebagai suatu kata tunggal maupun gabungan kata, atau suatu huruf yang mengandung makna secara logis dan tersetruktur. 

Definisi lain dari teks adalah Teks juga dapat diartikan sebagai seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima melalui medium tertentu atau kode-kode tertentu (Alex Sobur, 2004). 

Zaman dulu istilah teks hanya dipakai untuk teks tertulis saja, namun konsep teks dalam linguistik sistemik fungsional mengalami perkembangan yang mengacu pada penggunaan bahasa tulisan maupun lisan. Dan ini menjadi dasar dari pendekatan genre-based. 

(Fairclough, 1992; dalam Emi Emilia, 2011)  Pada dasarnya teks seolah-olah ‘terbuat’ dari kata-kata saja, tetapi sebenarnya teks tersusun atas makna. Menurut Halliday, teks adalah satu “semantic unit” atau kesatuan makna. 

Selanjutnya Halliday menggambarkan teks sebagai berikut:  The language people produce and react to, what they say and write, and read and listen to, in the course of daily life. … . The term covers both speech and writing  … it may be language in  action, conversation, telephone talk, debate, … public notices, ... intimate monologue or anything else (1975: 123).

(Haliday dalam Emi Emilia, 2011)  Selanjutnya hal yang menjadi pertimbangan adalah apakah serangkaian kata atau sepenggal kata itu bisa dianggap sebagai teks atau bukan adalah makna. Jadi sebuah teks tidak bergantung pada ukuran, panjang atau bentuk dari bahasa itu, tetapi pada maknanya.  

Contohnya sebagai berikut. Tulisan  “STOP”  yang sering kita lihat di jalan atau tanda-tanda lain di tempat umum, seperti  “ENTRY” atau “OUT”, bisa dikatakan sebagai teks karena berada pada konteks situasi yang tepat, sehingga memiliki makna yang utuh kepada pembacanya.  

Namun sebaliknya, satu paragraf dari sebuah skripsi atau satu halaman dari sebuah novel, walaupun lebih panjang dari kata “STOP”, tidak bisa dianggap teks karena tidak bisa memberi pemahaman yang utuh kepada pembacanya. (Emi Emilia, 2011)  

Contoh berikutnya, jika ada dua orang sama-sama berbicara tetapi masing-masing berbicara semaunya dan ‘tidak nyambung’ (misalnya orang gila) maka apa yang mereka katakan sulit disebut teks karena tidak terlihat hubungan semantisnya. 

Demikian pula kalau kita menulis sepuluh kalimat lalu kita urutkan kalimat-kalimat tersebut secara acak maka hasilnya sulit disebut teks sebab membingungkan pembacanya.

Kesimpulannya, teks dapat ditemukan dalam bahasa dan media apa pun, sepanjang dapat dipahami.  Teks tidak dapat dipisahkan dari konteks. Istilah konteks berasal dari kata “teks” yang memperoleh awalan “con” yang  berarti ditenun bersama. 

Awalan con memiliki arti “being together” sehingga dapat diartikan bahwa kata konteks mengacu pada elemen-elemen yang menyertai teks. Ada dua konteks yang berdampak pada penggunaan bahasa menurut Halliday. Yakni konteks budaya dan konteks situasi. 

Konteks situasi merupakan unsur yang paling kuat dampaknya terhadap penggunaan bahasa, dan terdiri dari tiga aspek, yakni field, mode dan tenor. Selanjutnya tiga aspek tersebut akan membentuk sebuah teks. 

Hubungan antara konteks budaya, konteks situasi dan teks dapat dilihat dari gambar berikut ini.  konteks situasi memiliki tiga unsur yakni field, tenor dan mode. Ketiga unsur ini mempengaruhi pilihan bahasa kita.  

Field (topik) mengacu pada apa yang sedang berlangsung atau yang sedang dibicarakan. Berisi tentang apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa sebuah proses sosial terjadi.  Topik dari teks bisa berkenaan dengan kegiatan atau apa saja yang dipelajari, termasuk topik-topik yang berkaitan dengan mata pelajaran di kelas.   

Tenor (pelaku) berkaitan dengan siapa saja pelaku yang terlibat dalam suatu proses sosial, yang mengarah kepada hubungan interpersonal antara pihak-pihak yang terlibat atau who is involved. Bahasa yang dipakai oleh penulis kepada teman  akan berbeda dengan bahasa yang dipakai untuk atasan atau orang lain yang belum dikenal.   

Mode atau channel (sarana) mengacu pada pertimbangan jalur komunikasi bahasa yang dipakai, menggunakan bahasa lisan atau tulisan, jarak antara orang yang berkomunikasi dalam ruang dan waktu, apakah mereka bertemu muka atau terpisahkan oleh ruang dan waktu. 


Jenis-jenis Teks 

Text type/Genre (jenis teks) juga didefinisikan sebagai ”the ways that we get things done through language – the ways we exchange information, and knowlegde and interact socially”. 

Genre juga diartikan sebagai “proses sosial yang bertahap dan berorientasi pada tujuan”.   Dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia baik di tingkat SMP maupun SMA,

materi dikelompokkan menjadi materi jenis teks (genre), teks fungsional pendek (short functional text) dan teks transaksional dan interpersonal (transactional and interpersonal text). Teks yang diajarkan di tingkat SMP dan SMA antara lain adalah: 

  • Procedure text
  • Descriptive text
  • Recount text
  • Narrative text
  • Report text
  • Exposition text
  • Biography
  • News Item 

Selain materi jenis teks diatas, diajarkan pula materi Teks Fungsional Pendek (Short Functional Text). Teks Fungsional Pendek memiliki arti dan tujuan sosial tertentu untuk dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Teks ini tidak memiliki struktur teks dalam bentuk paragraf-paragaf seperti dalam text types/genre text. Teks fungsional digunakan untuk informasi sehari-hari. Hal ini disebut fungsional karena membantu kita melakukan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebagai  contoh, apabila ingin mengumumkan suatu hal penting untuk sekelompok orang, maka kita harus mengerti bagaimana cara mengumumkannya.   

Adapun macam-macam Short Functional Text dalam pembelajaran Bahasa Inggris antara lain: 

  • Notice
  • Announcement
  • Greeting Card
  • Short Message
  • Label
  • Invitation
  • Advertisement
  • Letter
  • Brohure