Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tujuan Keterampilan Berbicara Menurut Pendapat Para Ahli

Tujuan Keterampilan Berbicara Menurut Pendapat Para Ahli

Apa tujuan keterampilan berbicara? 
Kegiatan berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yakni (1) berbicara untuk tujuan transaksional dan (2) berbicara untuk tujuan interaksional. 

Fungsi transaksional mementingkan transfer informasi, sedangkan fungsi interaksional mementingkan hubungan sosial. Berbicara berkategori fungsional umumnya berbentuk monolog dan kegiatan transaksional berbentuk dialog. 

Kegiatan berpidato ataupun penyampaian berita merupakan tergolong ke dalam kegiatan berbicara secara transaksional. Adapun berbicara berkategori interaksional, antara lain, berdiskusi dan bercakap-cakap.  

Berdasarkan isi yang disampaikannya, terdapat pembagian lain atas tujuan berbicara, yakni  untuk menyampaikan pesan, perasaan, harapan, serta ide ataupun pendapat, berkomunikasi. 


3 Tujuan Umum Keterampilan Berbicara 

1) Menghibur

Pembicara menuturkan berbagai hal yang ada pada dirinya dengan tujuan untuk memberikan rasa senang ataupun suasana gembira pada orang lain. Untuk itu, penuturannya berupa teks humor-humor, kisah-kisah jenaka, dongeng dan cerita-cerita fantasi, cerita-cerita ringan, dan sejenisnya. 

Kegiatan seperti ini tidak hanya disampaikan oleh seorang pelawak ataupun juru dongeng, dalam kehidupan sehari-hari pun pembicaraan yang menghibur sering dilakukan seseorang di tengah-tengah pembicaraannya yang serius. 


2) Menginformasikan

Tujuan berbicara seperti ini biasanya terjadi ketika seseorang ingin menjelaskan suatu proses, menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasi suatu hal; atau memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan. 

Dalam tugas-tugas kesehariannya sebagai pengajar, pada umumnya guru lebih banyak berperan sebagai penyampai informasi. Seorang penyuluh pertanian pun, pembicaraannya berisi dengan penyampaikan informasi. 

Begitu juga dengan penyiar berita, isi pembicaraannya didominasi oleh informasi-informasi yang dianggap penting bagi khalayak. Adapun terkait dengan teks-teks yang bersifat informatif, antara lain, teks prosedur, eksplanasi, biografi, berita, laporan, deskripsi, dan sejenisnya.   


3) Menstimulasi

Pembicaraan model ini biasanya dilakukan oleh tokoh masyarakat, agama, ataupun aparat pemerintah. Isi pembicaraannya berisi materi-materi tentang pembentukan suatu sikap ataupun kesadaran untuk berbuat sesuatu. 

Misalnya, tentang pentingnya toleransi, kejujuran, ketakwaan, kesadaran membayar pajak. Pembicaraan seperti ini, juga sering dilakukan guru untuk membentuk kesadaran pentingnya belajar, berprestasi, dan sikap-sikap positif lainnya. 

Seorang juru kampanye, tukang obat, juru parkir, juga sales, pembicaraanya didominasi oleh nada-nada persuatif untuk membujuk orang lain supaya melakukan sesuatu yang diinginkannya. Di luar tujuan-tujuan itu, seseorang berbicara dapat juga didasari oleh kepentingan-kepentingan sosial. 

Seseorang karyawan terlibat di antara pembicaraan teman-temannya hanya untuk menjaga hubungan baik dengan para koleganya itu. Hal serupa sering pula dilakukan di dalam perbincangan keluarga dan di tengah-tengah kehidupan masyarakat pada umumnya. 

Keterlibatan seseorang di dalam konteks pembicaraan seperti itu sering kali didorong oleh keinginan untuk menjalin silaturahim ataupun kewajibankewajiban sebagai

Anggota dari komunitas tertentu. Aktualisasi dan ekspresi diri merupakan tujuan lainnya yang mendasari seseorang berbicara. Seorang siswa yang bericara kepada guru di tengahtengah diskusi kelompoknya, sering kali didasari oleh tujuan agar ia memperoleh pengakuan gurunya bahwa ia tahu atau bisa menjawab suatu persoalan. 

Seorang petani bersenandung; itulah cara petani itu di dalam mengekspresikan diri bahwa dia sedang bergembira. Seorang pelajar bertutur kata secara puitis; merupakan cara ekspresi remaja itu di dalam menyatakan kerinduannya pada seseorang. 

Dari kegiatan berbicara yang bersifat menstimulasi memungkinkan untuk melahirkan jenis-jenis teks persuasif, eksposisi, ulasan, tanggapan kritis, dan sejenisnya. Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan. 


Tujuan Keterampilan Berbicara Menurut Pendapat Para Ahli

Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya  pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus  mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. 

Menurut Djago dkk. (1997:37) tujuan berbicara dapat dibedakan menjadi lima, yaitu 

  1. menghibur, 
  2.  menginformasikan, 
  3. menstimulasi, 
  4. meyakinkan, dan 
  5. menggerakkan.  

Menurut Hartono berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu: (a) satu lawan satu, (b) satu lawan banyak, (c) banyak lawan satu, dan (d) banyak lawan banyak.    

Keterampilan berbicara berdasarkan maksud atau tujuan berbicara, dapat dikelompokkan menjadi sembilan bentuk, yaitu: 

  1. memberi perintah atau instruksi, 
  2. memberi nasehat, 
  3. memberi saran, 
  4. berpidato, 
  5. mengajar atau berceramah, 
  6. berapat, 
  7. berunding, 
  8. pertemuan, 
  9. menginterviu.  

Berdasarkan tingkat keformalannya, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: (a) berbicara formal, (b) berbicara semi formal, dan (c) berbicara informal.