Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Media Modifikasi Sarana Pembelajaran Atletik Di Sekolah

Media Modifikasi Sarana Pembelajaran Atletik Di Sekolah

Sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan yang sangat membantu dalam proses belajar menagajar pendidikan jasmani. Sarana pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang sifatnya tidak permanen, dapat dibawa kemana-mana atau dipindahkan dari satu tempat ketempat yang lain. 

Menurut Sadily dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993) di jelaskan, “Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”. Contoh: Bola, raket, pemukul, tongkat, balok, tenis meja, shuttle cock, dll. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi kepada peserta didik dengan sungguh-sungguh dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai.

Menurut Wirjasantoso (1994:157) alat-alat olahraga biasanya di pakai dalam waktu relative pendek minsalnya: bola, raket, jaring, pemukul bola kasti dan sebagainya. 

Alat-alat olahraga biasanya tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama, alat akan rusak apabila sering di pakai dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, agar alat dapat bertahan lama haruslah di rawat dengan baik.

Sarana maupun alat merupakan benda yang di butuhkan dalam pembelajaran olahraga, dan alat tersebut sangat mudah dibawa sehingga sarana atau alat tersebut sangat praktis dalam pelaksanaan pembelajaran. 

Alat olahraga merupakan hal yang mutlak harus di miliki oleh setiap sekolah, tanpa di tunjang dengan hal ini pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik. 

Sedangkan menurut Sukintaka (2001:21) yang di maksud alat adalah: alat merupakan yang di gunakan dalam olahraga, misalnya bola untuk bermain basket, voli, sepak bola dan peralatan lainnya yang menunjang dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengertian sarana yang di kemukakan beberapa ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa, sarana pendidikan jasmani merupakan perlengkapan yang mendukung kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang sifatnya dinamis dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya bola, raket, net, dll. 

Sarana atau alat pendidikan jasmani merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani atau olahraga, segala sesuatu yang di pergunakan tersebut adalah yang mudah di pindah-pindahkan atau di bawa saat di pergunakan dalam kegiatan pembelajran jasmani atau olahraga. Sarana pendidikan jasmani merupakan media atau alat peraga dalam pendidikan jasmani.


Media Modifikasi Sarana Pembelajaran Atletik

Media merupakan segala bentuk sesuatu yang digunakan untuk proses penyaluran informasi (Asyad, 2003:3). Kata media bersala dari bahasa latin medius  dan merupakan bentuk jamak dari kata medikum yang secara fitrah berarti perantara atau pengat. 

Arsyad (2203:3) “Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Menurut Gerlach dan Ely kutipan Arsyad (2003:3) mengatakan bahwa “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.

Di samping sebagai sistem penyampaian atau pengantar, media juga sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987) kutipan Arsyad (2003:3) adalah “Penyebab atau alat yang turut campur tangga dalam keduannya pihak yang mendamaikannya”. 

Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara kedua pihak utama dalam proises belajar dan pembelajaran. 

Mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru samapi kepada peralatan paling canggih dapat disebut media.Sesuai dengan pernyataan Asyad (2003:4) “Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran”.

Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP (Developmentally Appropriate Practice). Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kamampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. 

Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya.Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya.

Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut guru penjas untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. 

Sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya, guru yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada untuk disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga anak merasa senang mengikuti pelajaran yang diberikan. 

Halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada di lingkungan sekolah dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembelajaran pendidikan jasmani. 

Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran penjas. Melainkan sebaliknya siswa lebih aktif, karena siswa akan difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, dengan pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. 

Sebagai contoh, membelajarkan nomor lempar bisa dimana saja, dengan gerak dasar lempar apa saja dan dengan berbagai alat yang bisa digunakan. Misalnya gerak lempar lewat atas kepala, dari samping badan, dari bawah, dengan satu atau dua tangan, didorong, ditolak, diayun, maupun dilontar. 

Bisa menggunakan berbagai macam alat yang standar maupun alat bantu lain seperti berbagai macam jenis dan ukuran bola, batu bata, potongan kayu, ban sepeda bekas, gulungan kertas atau kain dan lain-lain.