Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Teknik Meningkatkan Keterampilan Membaca

4 Teknik Meningkatkan Keterampilan Membaca

Pada postingan kali ini jamboguru.com akan membahas tentang teknik membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi membaca. Artikel ini bersumber pada modul PKB 2018 KK B, mari langsung saja simak penjelasannya sebagai berikut:

4 Teknik Membaca

Teknik membaca bisa digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca. Berikut ini disajikan beberapa teknik membaca sebagai berikut. 

a. Membaca-Layap (Skimming)

Skimming merupakan tindakan untuk mengambil intisari atau saripati dari suatu hal. Oleh karena itu, skimming merupakan cara membaca hanya untuk mendapatkan ide pokok, yang dalam hal ini tidak selalu di awal paragraf, karena kadang ada di tengah, ataupun di akhir paragraf. 

Pada kegiatan skimming ini, kita dapat melompati bagian-bagian, fakta-fakta, dan detaildetail yang tidak terlalu dibutuhkan, sehingga kita hanya  memusatkan perhatian dan cepat menguasai ide pokoknya.


b. Membaca-Tatap (Scanning)

Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, jadi langsung ke masalah yang dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu.   

Scanning sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk mencari: nomor telepon, arti kata pada kamus, entripada indeks, angkaangka statistik, acara siaran TV, dan  melihat daftar perjalanan.

Gerakan mata dalam scanning tidak jauh berbeda dengan skimming. Untuk mengetahui tempat informasi tertentu, bantuan yang baik adalah judul-judul bab dan subjudulnya. Jika yang dicari itu suatu angka, gerakan mata dengan  cepatd an berhentilah pada setiap angka yang kiranya mirip, jika kiranya  bukan, jangan ditunda lagi, teruskan bergerak ke bawah. 

Demikian juga  untuk mencari suatu nama. Jadi, kegiatan scanning adalah untuk mencari informasi khusus. Karena itu kita perlu terlebih dahulu mengetahui apa yang akan kita cari. 


c. Membaca-Pilih (selecting)

Membaca bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap relevan atau mengandung informasi yang dibutuhkan pembaca. Sebelum membaca, lakukan kegiatan seleksi bahan lebih dahulu Contoh: memilih berita dalam koran untuk dibaca 


d. Membaca-Lompat (skipping)

Bagian-bagian bacaan yang dianggap tidak relevan atau bagian yang sudah dikenal atau sudah dipahami diabaikan dan dilompati saja. 

Contoh: membaca daftar iklan baris. (Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan, 1979:18–20).


Faktor-faktor yang Memengaruhi Membaca

Banyak faktor yang memengaruhi kemampuan membaca. Menurut Lamb dan Arnold (1976) faktor-faktor tersebut adalah faktor fisiologis, intelektual lingkungan, dan psikologis. Berikut ini uraian singkat keempat faktor tersebut. 

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca. 

Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. 

Walaupun tidak mempunyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran belajar membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan mereka dalam membedakan symbolsimbol cetakan, seperti

huruf-huruf, angka- angka, dan kata-kata misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d. Perbedaan pendengaran (auditory discrimination) adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak.

 

b. Faktor Intelektual

Istilah inteligensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponsnya secara tepat. 

Terkait dengan penjelasan Heinz di atas, Wechster mengemukakan bahwa intelegensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.  


c. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan baca. Faktor lingkungan itu mencakup (1) latar belakang dan pengalaman di rumah, dan (2) sosial ekonomi. 

Berikut ini penjelasan singkat. 

1) Latar belakang dan pengalaman di rumah 

Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan. Kondisi di rumah memengaruhi pribadi dan penyesuaian diri dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membantu, dan dapat juga menghalangi belajar membaca.   

Rumah juga berpengaruh pada sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca, dan senang membacakan cerita kepada anak–anak mereka umumnya menghasilkan anak yang senang membaca. 

Orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan sekolah di mana anakanak mereka belajar, dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar,  khususnya belajar membaca.

2) Sosial ekonomi 

Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status sosioekonomi siswa mempengaruhi  kemampuan verbal siswa. 

Semakin tinggi status sosio ekonomi siswa  semakin tinggi kemampuan verbal siswa. Anak-anak yang mendapat contoh bahasa yang baik dari orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak mereka berbicara akan mendukung perkembangan bahasa dan inteligensi anak. 

Begitu pula dengan kemampuan membaca anak. Anak-anak yang berasal dari rumah yang memberikan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi. 


d. Faktor psikologis

Faktor lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup (1) motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.  

1) Motivasi 

Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Eanes mengemukainkan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemonstrasikan kepada siswa praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak sehingga anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan. 

2) Minat 

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Seorang guru harus berusaha memotivasi siswanya. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap membaca, akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca. 

3) Kematangan sosial dan emosi serta penyesuaian diri  

Seorang siswa harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Anak-anak yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik diri,  atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca.  

Sebaliknya, anak-anak yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya. Pemusatan perhatian pada bahan bacaan memungkinkan kemajuan kemampuan anak-anak dalam memahami bacaan akan meningkat.  

Percaya diri sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Anak-anak yang kurang percaya diri di dalam kelas, tidak akan bisa mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya walaupun tugas itu sesuai dengan kemampuannya. Mereka sangat bergantung kepada orang lain sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan mandiri dan selalu meminta untuk diperhatikan guru.