Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renang Gaya Dada : Teknik Dasar dan Prinsip Mekanika dalam Renang


Gaya dada merupakan cara berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan.

Renang Gaya Dada (The Breast Stroke

Renang gaya dada disebut dengan renang gaya katak. Hal ini dikarenakan renang gaya dada mirip sekali dengan gerakan katak pada waktu berenang dan gaya dada merupakan salah satu gaya renang tertua (Sukintoko dan Sukarno, 1983:107). 

Menurut Dumadi dan Kasiyo (1992:71), renang gaya dada adalah suatu renang yang sejak dimulainya dayungan lengan yang pertama sesudah start dan sesudah pembalikan badan harus tetap menelungkup dan kedua bahu segaris dengan permukaan air. 

Semua gerakan lengan selamanya harus serempak dan dalam bidang horizontal yang sama, tanpa gerakan yang bergantian. Kedua lengan harus didorong ke depan bersama-sama dari dada, lalu ditarik ke belakang, pada atau di bawah permukaan air. 

Gerakan kedua tungkai selamanya harus serempak dalam bidang horizontal lumba-lumba tidak diperkenankan. Dalam satu gerakan keseluruhan, sebagian kepala harus memecah permukaan air pada saat kedua lengan ditari ke belakang. Menurut Engkos Kosasih (1985:280), pada saat berenang gaya dada kedua lengan harus didorongkan ke muka bersama dari arah dada ke bawah permukaan air, lalu dikembangkan ke samping dan dibawa ke belakang kembali serempak. 

Badan harus tetap menelungkup, dan kedua bahu sejajar dengan permukaan air. Kedua tungkai ditarik bersama-sama ke arah badan, lutut ditekuk dan terbuka. Sesudah itu dilanjutkan dengan kedua tungkai digerakkan melingkar ke luar dan dirapatkan kembali.

Teknik Dasar Renang Gaya Dada

1. Posisi Badan
Pada renang gaya dada posisi badan beserta seluruh anggota badan rileks untuk mempermudah membuat badan terapung dipermukaan. Badan harus sehorizontal mungkin supaya tahanan terhadap air kecil. Sewaktu meluncur ke depan dengan badannya relatif datar, kepalanya kira-kira delapan puluh persen dalam air, dengan mukanya agak terangkat sedikit ke depan.

2. Gerakan Lengan
Pada prinsipnya gerakan lengan pada renang gaya dada dibagi menjadi dua yaitu gerakan menarik dan istirahat. Gerakan mendorong ditiadakan, karena pada akhir tarikan lengan gerakan tendangan tungkai harus segera dimulai. Gerakan tungkai tidak boleh ditunda, karena pada renang gaya dada tendangan tungkai mempunyai dorongan maju (luncuran ke depan) lebih besar dibandingkan dengan gerakan lengan. 
Urutan gerakan lengan pada renang gaya dada ialah :
a) gerakan menarik-narik kedua telapak tangan ke luar ( ke samping) sampai berjarak kurang lebih 30 centimeter satu sama lainnya, bengkokkan kedua siku sedikit dan lengan bagian atas diputar sekedarnya, kemudian tarik kedua telapak tangan ke belakang dengan kuat sampai segaris bahu. Posisi siku yang tinggi tampak dengan nyata saat ini. Putar kedua telapak tangan ke arah dalam, sampai kedua telapak tangan bertemu di bawah dada. 

b) gerakan istirahat setelah kedua telapak tangan dan kedua siku rapat di bawah dada, selanjutnya kedua lengan didorong ke depan lurus. Kedua lengan rileks dan dalam posisi horisontal. Gerakan ini merupakan gerakan istirahat untuk lengan. 

3. Gerakan Tungkai
Ada dua teori mengenai gerakan tungkai yaitu teori gerakan baji dan teori gerakan cambuk. Teoti gerakan baji dikembangkan Davis Dalton dalam tahun 1907, yang menyatakan bahwa gerakan maju atau luncuran ke depan yang diperoleh dari gerakan tungkai ialah karena gerakan meluruskan atau menyatukan kedua tungkai dengan kuat. 

Akibat dari gerakan ini air ditekan dan dan mendorong badan maju. Sedangkan teori gerakan cambuk oleh Chet Jastremski tahun 1961, menyatakan bahwa gerakan maju atau luncuran ke depan yang diperoleh dari gerakan tungkai adalah gerakan mendesak air ke belakang dengan telapak kaki. 

Gerakan tungkai pada renang gaya dada sesuai dengan teori gerakan cambuk ialah :
(a) lutut pertama–tama ditarik ke bawah. Antara lutut yang satu dengan yang lain terpisah selebar pinggul.

(b) tungkai bawah saat lutut sudah ditarik ke bawah usahakan tungkai bawah mendekati garis vertikal yang melalui lutut. - telapak kaki menghadap ke atas pada permukaan air dan sejajar dengan permukaan air tersebut. Telapak kaki diputar ke samping luar semaksimal mungkin, dan ini tergantung dari kelentukan pergelangan kaki setiap individu.makin lentuk persendian tersebut makin baik. Ini dibutuhkan untuk membuat cambukan dari telapak kaki. - Usahakan jarak dari kedua kedua pergelangan kaki selebar mungkin, tetapi masih tetap dalam keadaan rileks.

(c) gerakan pukulan
Untuk mendapatkan tendangan cambuk dari telapak kaki harus diperhatikan, usahakan agar lutut mencapai akhir tendangan. Pada akhir tendangan usahan satu gerakan sirkulair yang ringan dari telapak kaki yang diarahkan ke luar. Ini memungkinkan telapak kaki seakan–akan memegang air, seperti sepasang telapak tangan, untuk selanjutnya melakukan tendangan ke belakang. Selesai tendangan, kedua tungkai lurus, pergalangan kaki rapat dan badan dalam posisi horisontal.

4. Gerakan Pengambilan Nafas
Menghirup udara dilakukan pada akhir tarikan dari gerakan lengan, yaitu pada saat lengan siap didorong kedepan, kepala diangkat sampai batas mulut keluar permukaan air. Pada saat menghirup udara, badan harus tetap pada posisi horizontal dan bahu jangan sampai keluar dari permukaan air. 

Sedangkan mengeluarkan udara dilakukan pada saat recovery lengan yaitu pada saat tangan didorong kedepan lurus, mulut dan hidung masuk kepermukaan air. segera setelah itu udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut dan hidung .

5. Koordinasi Gerakan Renang Gaya Dada
Koordinasi gerakan keseluruhan renang gaya dada ialah koordinasi antara gerakan tungkai, gerakan lengan, dan gerakan pengambilan nafas. Dalam renang gaya dada, koordinasi gerak sangat dibutuhkan untuk dapat mengintegrasikan berbagai gerakan kedalam suatu gerakan yang efektif. Koordinasi gerak adalah hubungan yang harmonis dari aneka faktor yang terjadi pada suatu gerakan. 

Sesuai dengan pendapat diatas maka koordinasi gerak yang baik akan terjadi bila ada keserasian yang sejalan dari beberapa bentuk gerakan sehingga terjadi hubungan yang akan menghasilkan suatu gerakan yang sempurna dari satu gaya. 

Dalam renang gaya dada, perenang dituntut untuk dapat melakukan gerakan koordinasi gerakan tangan, kaki, dan pernafasan yang baik. Dari koordinasi gerakan ini diharapkan dapat melakukan rangkaian teknik berenang gaya dada yang benar dan baik. Gerakan renang gaya dada bermula dari gerakan kedua tangan dari depan terus ditarik dibawah dada, pada saat tangan berada dibawah dada diikuti gerakan menaikkan kepala untuk mengambil nafas, selanjutnya kedua tangan diluruskan kedepan secara bersamaan diikuti dengan menarik kedua kaki kearah samping sampai paha hampir sejajar, kemudian tangan diluruskan kedepan juga kedua kaki ditolakkan kebelakang dengan kedua tangan lurus kedepan, maka terjadilah gerakan luncuran.

Prinsip Mekanika Dalam Berenang

Menurut Muhammad Murni (2000:13), dalam berenang orang bergerak maju dengan dayungan lengan, tangan, dan kayuhan tungkai. Namun bila untuk bergerak maju lebih cepat, tidak hanya memperhatikan kayuhan lengan, tangan, dan kayuhan tungkai saja. Akan tetapi haruslah memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan stroke mechanic atau biomekanika dalam olahraga renang, yaitu ditinjau dari segi hidrodinamika (hydrodinamic) dan aerodinamika (aerodynamic). Sukintoko dan Sukarno (1993), di dalam bukunya menguraikan prinsip-prinsip mekanika dalam berenang sebagai berikut :

1. Prinsip Hambatan
Ada tiga jenis hambatan air yaitu hambatan dari depan, gerakan kulit, dan hambatan ekor atau pusaran air.
a. Hambatan dari depan, ialah hambatan terhadap gerak maju yang disebabkan oleh air yang ada di depan perenang atau di depan bagian badan.
b. Geseran kulit, ialah geseran kulit dengan air yang menyebabkan hambatan air pada sisi badannya. Hambatan ini hanya mempunyai pengaruh yang sedikit

2. Prinsip dorongan
Dorongan ialah kekuatan yang mendorong perenang untuk maju, yang disebabkan oleh gerakkan lengan dan gerakan tungkai. Kekuatan ini diakibatkan oleh lengan dan tungkai saat lengan dan tungkai mendorong air ke belakang. Pada prinsipnya, prinsip–prinsip mekanika dalam berenang dimaksudkan untuk mengefisiensi dan mengefektifkan gerakan dalam berenang.