Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penanganan Anak Broken Home

Keluarga merupakan tempat paling tepat untuk belajar. Belajar tentang cinta, kebahagiaan, berbagi, kasih sayang, mengalah, kesabaran, keikhlasan, kesedihan bahkan pengorbanan. Seseorang mampu mendapatkan kekuatan dari keluarganya. 
Keluarga adalah harta yang paling berharga, rumah yang dihuni oleh kluarga yang harmonis, adalah surga dunia meskipun tak semegah istana. Namun ada beberapa hal yang akan merusak keharmonisan keluarga, diantaranya; 
1. Memulai suatu keluarga dengan niat yang tidak baik
2. Kurangnya beribadah kepada Allah. 
3. Tidak ada kesabaran dalam menghadapi masalah.
4. Kurangnya komunikasi/ keterbukaan di antara keluarga
5. Saling menyalahkan satu sama lain ketika mendapatkan masalah
6. Sering menginapkan masalah
7. Tidak pernah bersyukur dengan kehadiran kluarga, dll. 

Menikah Karena Ibadah
Menikah dengan niat beribadah kepada Allah merupakan langkah awal dalam membangun suatu keluarga yang harmonis, karena ketika masalah dan kebosanan muncul dalam rumah tangga, maka kita akan kembali mengingat kepada niat awal, yaitu beribadah kepada Allah. Mengapa beribadah kepada Allah termasuk dalam masalah keluarga? Jawabannya adalah cinta dan kasih sayang itu berasal dari Allah dan Hati juga milik Allah. Tanpa mencintai Allah, dengan sebenar-benarnya cinta, bagaimana mgkin kita mampu mencintai manusia dan hanya Allah-lah yang mampu membolak-balik kan hati manusia. 
Bersabar dan membangun komunikasi yang baik merupakan cara yang paling ampuh untuk menghindari masalah-masalah yang pasti akan muncul dalam keluarga. Melampiaskan kekesalan kepada keluarga serta menyalahkan salah satu pihak akan menghancurkan kekokohan keluarga. Keluarga merupakan rumah. Rumah harus dibangun dengan pondasi-pondasi yang kuat, jika ada keretakan disalah satu sudut, maka harus diperbaiki, bukan dihancurkan. Namun pada zaman sekarang ini banyak keluarga hancur karena keegoisan, kurangnya sabar bahkan emosi yang berlebihan dari pasangan suami istri dan menyebabkan perceraian. Perceraian sebenarnya merugikan kedua belah pihak, baik suami ataupun istri. Tidak ada manusia yang merasa bahagia setelah bercerai, yang ada hanya berpura-pura bahagia untuk merasa lebih kuat. 
Pertanyaannya, siapakah yang paling dirugikan ketika perpisahan terjadi? Jawabannya adalah anak. Anak tidak bisa lagi satu rumah dengan ayah dan ibunya, mendapat kasih sayang ayah ibunya secara utuh, apalagi jika ayah dan ibunya sudah mempunyai keluarga baru. Maka anak akan merasa jauh dengan orang tuanya, dan karena kurangnya kasih sayang si anak akan melakukan apa yang dia anggap benar. 

Cara Mengantisipasi Anak Broken Home
Maka ada beberapa cara untuk mengantisipasi agar anak broken home merasa hidup normal walaupun tak seindah ketika memiliki keluarga utuh
  1. Jelaskan alasan yang jelas dan mampu di cerna oleh anak tentang mengapa orang tuanya harus berpisah 
  2. Tidak menjelek-jelekkan satu sama lain. Karena bagaimanapun itu tetaplah ayah/ibu si anak tersebut. Dengan begitu anak tidak membenci ayah/ibunya 
  3. Tetaplah kompak dalam mengambil keputusan mengenai si anak. Baik tentang pendidikan, peraturan, bahkan dalam mendisplinkan anak 
  4. Agar anak tidak merasa di tinggalkan saat anda akan membangun keluarga baru, dekatkan dia kepada pasangan baru anda dan saudara tirinya. Akan tetapi si anak harus tetap dekat, mencintai dan menghormati ayah/ibu kandungnya 
  5. Ajarkan kepada anak ilmu agama. Katakan padanya bahwa sebenarnya perceraian sangat dibenci Allah, namun tidak dilarang dengan alasan-alasan tertentu. 
  6. Sebelum anak masuk pada masa puber, kenalkan pada dia tentang puberitas 
  7. Minta ibu/ bapak kandung si anak untuk tetap mengontrol perkembangan anak bersama-sama. Dll