Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka

Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan) yang di peroleh siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dirumuskan dari capaian pembelajaran, oleh karena itu sebelum merumuskan tujuan pembelajaran terlebih dahulu memahami capaian pembelajaran.

Capaian pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada Paud. Capaian Pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah disusun untuk setiap mata pelajaran.

Setelah memahami CP, pendidik mulai mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, untuk merumuskan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP.  Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran. 

Tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, cukup merancang tujuantujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu. 

Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah.


Komponen Utama Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Penulisan tujuan pembelajaran pada kurikulum merdeka sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu: Kompetensi, dan lingkup Materi. Hal ini berbeda dengan kurikulum 2013 yang menggunakan formula ABCD dalam merumuskan tujuan pembelajaran.

Adapun komponen wajib tujuan pembelajaran pada kurikulum merdeka dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?   
  2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA) 

Taksonomi Bloom berguna dalam proses perumusan tujuan pembelajaran. Namun demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi seiring dengan perkembangan hasil-hasil penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi berdasarkan Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini. 

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan.

Taksonomi Bloom

Marzano (2000) mengembangkan taksonomi baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam taksonominya, Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan. 

Ketiga sistem tersebut adalah sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu untuk merespon instruksi dan pembelajaran: apakah akan melakukannya atau tidak. 

Sementara sistem metakognitif adalah kemampuan individu untuk merancang strategi  untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan. Selanjutnya sistem kognitif mengolah semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Ada 6 level taksonomi menurut Marzano:

  • Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)
  • Tingkat 2 Pemahaman
  • Tingkat 3 Analisis
  • Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan
  • Tingkat 5 Metakognisi
  • Tingkat 6 Sistem Diri


Perbedaan Perumusan Tujuan Pembelajaran pada Jenjang Pendidikan

Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak, bukan kompetensi dan konten seperti pada jenjang lainnya.

Pada Pendidikan Khusus, selain kompetensi dan konten, tujuan pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam aktivitas sehari-hari sampai kesiapan memasuki dunia  kerja. 

Pada pendidikan kesetaraan, dalam merumuskan tujuan pembelajaran memperhatikan karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan.

Pada satuan pendidikan SMK, tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra dunia kerja. 


3 Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan beberapa alternatif di bawah ini:  

Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP.

Contoh Cara merumuskan tujuan pembelajaran memakai alternatif 1:

3 Cara merumuskan tujuan pembelajaran

Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.

Contoh Cara merumuskan tujuan pembelajaran memakai alternatif 2

Contoh Cara merumuskan tujuan pembelajaran memakai alternatif 2

Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP

Contoh Cara merumuskan tujuan pembelajaran memakai alternatif 3

Contoh Cara merumuskan tujuan pembelajaran memakai alternatif 3

Demikian 3 cara merumuskan tujuan pembelajaran pada kurikulum merdeka, semoga menambah ilmu pengetahuan bapak ibu dalam merencanakan atau mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di sekolah masing-masing.