Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Kesulitan Belajar Menurut Pendapat Para Ahli Serta Cara Mengatasinya

Kesulitan belajar merupakan permasalahan yang banyak terjadi pada peserta didik di sekolah-sekolah pada umumnya. Banyak peserta didik setingkat SMP yang masih belum lancar membaca, maka dari itu sekarang berkembang pendidikan inklusif untuk sekolah-sekolah umum.

Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?

kesulitan belajar adalah suatu hambatan yang dialami oleh peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan. Peserta didik mempunyai hak yang sama untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. 

Kenyataannya sebagian guru kurang memahami peserta didik yang mempunyai karakteristik masing-masing, peserta didik memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang, kebiasaan dan pendekatan belajar antara pesetrta didik satu dengan lainnya.

Perbedaan individu ini menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan peserta didik. Sehingga memunculkan perbedaan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran di kelas yang sering disebut sebagai kesulitan belajar. 


Pengertian Kesulitan Belajar Menurut Pendapat Para Ahli

Pengertian Kesulitan Belajar Menurut Pendapat Para Ahli

Untuk lebih memahami tentang Pengertian kesulitan belajar mari simak menurut pendapat ahli seperti dibawah ini:

Hamalik (1983) mengemukakan bahwa kesulitan belajar dapat diartikan sebagai keadaan dimana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut tidak bisa diabaikan oleh seorang pendidik karena dapat menjadi penghambat tujuan pembelajaran. Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi bisa disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi.

Wood, (2007) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan tersebut diakibatkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik maupun luar diri peserta didik.  Faktor-faktor penyebab tersebut, hendaklah dipahami oleh pendidik agar setiap peserta didik dapat mencapai tujuan belajar yang baik.  

Lyon (1996) Mendefinisikan konsep learning disability (kesulitan belajar) fokus pada kesenjangan antara prestasi akademik dan kapasitas kemampuan belajar anak. 

Samuel Krik (dalam Hallahan, Kaufman & Pullen, 2012) menyartikan bahwa learning disability memiliki banyak jenis yang digunakan untuk mendeskripsikan siswa dengan inteligensi normal, namun memiliki masalah dalam belajar. Seperti minimally brain injured, slow leaner, dyslexic, atau perceptually disabled.

Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) tahun 1997 mengungkapkan bahwa specific learning disability (kesulitan belajar spesifik, yang kemudian disingkat dengan SLD) sebagai gangguan pada satu atau lebih proses dasar psikologikal termasuk pemahaman atau penggunaan bahasa, berbicara atau menulis, gangguan yang termanifestasi pada kemampuan yang tidak sempurna untuk mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau melakukan kalkulasi matematika. Gangguan yang termasuk SLD adalah perceptual disabilities, brain injury, minimal brain dysfunction, dyslexsia dan perkembangan aphasia. Sedangkan gangguan yang tidak masuk kategori dalam SLD adalah ketidakmampuan melihat, mendengar atau memiliki gangguan pada organ gerak, retardasi mental, gangguan emosi, lingkungan atau budaya, serta kemiskinan

Sedangkan Menurut The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD) bahwa pengertian kesulitan belajar sebagai istilah umum terkait dengan sekelompok variasi atau berbagai gangguan. Heterogenitas gangguan ini dimanifestasikan pada kesulitan yang signifikan dalam menggunakan dan memperoleh berbagai kemampuan, seperti mendengar, berbicara, membaca, menulis atau matematika. Kesulitan yang dialami merupakan gangguan proses psikologikal dasar yang bersifat internernal, dikarenakan tidak sempurnanya fungsi sistem syaraf pusat (otak) dan berlangsung sepanjang rentan kehidupan.

Dengan memahami pengertian kesulitan belajar menurut ahli ini, diharapkan orangtua dapat mendampingi anak-anak dengan kesulitan belajar di rumah hal ini bertujuan untuk mencapai keberhasilan dengan mendorong peserta didik untuk lebih percaya diri dan mengetahui kelemahan mereka.

Ciri-ciri Kesulitan Belajar

Ciri-ciri Kesulitan Belajar menurut ahli seperti yang dikemukakan oleh Moh. Surya ( 2001 ), terdapat beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan belajar, antara lain: 

  1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah (dibawah rata-rata nilai yang dicapai olreh kelompok kelas) 
  2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. 
  3. Mungkin murid yang selalu berusaha dengan giat tapi nilai yang dicapai selalu rendah.
  4. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang tersedia. 
  5. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta, dsb. 
  6. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu didalam dan diluar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, tersisih, tidak mau bekerjasama, dsb. 
  7. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, mudah pemarah, tidak gembira dalam menghadapi situasi tertentu, misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan sedih atau menyesal dsb (1985:86). 

Beberapa pernyataan yang telah disebutkan diatas, dapat kita pahami adanya beberapa manifestasi dari gejala kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta didik. 

Cara mengatasi kesulitan belajar 

Ada beberapa langkah guru untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik, langkah-langkah tersebut bisa di coba lakukan di sekolah antara lain adalah sebagai berikut: 

a. Menyesuaikan posisi tempat duduk siswa 

Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian depan. Mereka akan dapat melihat tulisan di papan tulis lebih jelas. Begitu pula dalam mendengar semua informasi belajar yang diucapkan oleh guru. 

b. Mengatasi gangguan kesehatan 

Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.  

c. Program remedial 

Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan melaksanakan program remedial. Teknik program remedial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah mengulang kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai, memberikan  tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain sebagainya.

d. Bantuan media dan alat peraga 

Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang  mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Boleh jadi kesulitan belajar itu timbul karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.  

e. Suasana belajar menyenangkan 

Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana belajar kondusif. Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran. 

f. Motivasi orang tua di rumah 

Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat perhatian orang tua dan anggota keluarganya.

Sumber: 

Modul PKB KK A B. Inggris

halopsikolog.com