Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Bahasa Secara Umum

Pengertian Bahasa Secara Umum

Apa yang dimaksud dengan bahasa
? Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipakai untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakaianya. Bahasa berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. 

Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai integrasi  dan adaptasi.  Owen (Setiawan, 2006:1) menjelaskan bahwa language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefinisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui simbolsimbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan). 

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk mengidentifikasikan diri, berkomunikasi, dan bekerja sama (Kridalaksana, 1983).   


12 Macam Hakikat Bahasa

1. Bahasa itu Sistem

Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna dan berfungsi. Sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan. 

Sebagai sebuah sistem, bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis berarti bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis berarti bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem atau sistem bawahan (disebut tataran linguistik). Tataran linguistik terbagi atas tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon.  


2. Bahasa itu Lambang

Dalam kehidupannya, manusia selalu menggunakan lambang. Oleh karena itu, Earns Cassirer menyatakan bahwa manusia adalah makhluk bersimbol (animal symbolicum).Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari lambang, termasuk alat komunikasi verbal yang disebut dengan bahasa.

Chaedar Alwasilah (1993) menjelaskan bahwa lambang atau simbol mengacu pada suatu obyek dan hubungan antara simbol dan obyek itu bersifat manasuka. Lambang dapat dibuat dari bahasa apa saja, ia bisa terbuat hari suatu benda seperti piramid yang melambangkan keagungan, atau dari kain seperti warna putih atau hitam atau juga dalam bentuk ujaran. 

Wujud bahasa dilambangkan dalam bentuk bunyi yang berupa satuansatuan bahasa seperti kata atau gabungan kata. Bunyi-bunyi yang diucapkan manusia dalam kata atau gabungan kata itu merupakan lambang dari suatu nomina, verba, konsep, dan lain-lain. Lambang-lambang tersebut bersifat manasuka, yaitu tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dan yang dilambangkan. 


3. Bahasa itu Bunyi 

Kridalaksana (1983) menjelaskan bahwa bunyi adalah kesan pada pusat syaraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan dalam tekanan udara.  Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa. 


4. Bahasa itu Arbitrer

Kata arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka’. Bahasa bersifat arbitrer, artinya hubungan antara lambang bahasa dan sesuatu yang dilambangkannya bersifat mana suka dan sewenang-wenang, sesuai kehendak masyarakat bahasa itu. 

Saussure (1966:67) mengemukakan dikotomi antara signifiant dan signifie. Signifiant adalah penanda atau lambang bunyi itu, sedangkan signifie adalah petanda atau konsep yang dikandung signifiant. Untuk menunjukkan sifat bahasa .


5. Bahasa itu Bermakna

Salah satu sifat hakiki bahasa adalah wujudnya yang berupa lambang. Sebagai lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu memiliki makna. 

Karena bahasa itu bermakna, segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa. Misalnya, ucapan [kuda], [makan], [rumah], [adil], [tenang] memiliki makna sehingga termasuk bahasa, sedangkan ucapan [dsljk], [ahgysa], [kjki], [ybewl] tidak memiliki makna sehingga bukan bahasa. 


6. Bahasa itu Konvensional

Meskipun hubungan antara lambang dan sesuatu yang dilambangkan itu bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut bersifat konvensional. Artinya, penggunaan lambang tersebut harus atas kesepakatan masyarakat pemilik bahasa tersebut. 

Pada awalnya kesepakatan itu tidak tertulis, kesepakatan terjadi begitu saja, lalu dipatuhi oleh orang-orang sesudahnya sehingga semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. 

Misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendarai, dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka anggota masyarakat bahasa Indonesia harus mematuhinya. Kalau tidak dipatuhi dan digantikan dengan lambang lain,  maka komunikasi akan terhambat.  


7. Bahasa itu Unik

Bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya. 


8. Bahasa itu Universal

Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.  


9. Bahasa itu Produktif

Bahasa bersifat produktif, artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. 

Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari empat fonem tersebut dapat kita hasilkan beberapa satuan bahasa,antara lain: /ikat/, /kita/, /kiat/, dan  kait/. 


10. Bahasa itu Bervariasi

Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang tidak sama. 


11. Bahasa itu Dinamis

Bahasa tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya. Manusia dan bahasa memiliki hubungan yang terikat dan terkait. Sementara itu, kehidupan manusia itu selalu berubah. 

Akibatnya, bahasa menjadi ikut berubah, tidak tetap, dan dinamis. Perubahan itu bisa berupa pemunculan kata baru, perubahan makna, dan lain-lain. 


12. Bahasa itu Manusiawi

Alat komunikasi manusia berbeda dengan binatang. Alat komunikasi binatang bersifat tetap atau statis, sedangkan alat komunikasi manusia bersifat produktif dan dinamis. Oleh sebab itu, bahasa bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.