Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Keterampilan

Menurut Prawirasaputra (2000:19) menyatakan bahwa penguasaan keterampilan pada setiap cabang olahraga berlandaskan pada penguasaan keterampilan dasar. Sedangkan Menurut Amung (2000:63), ada tiga sistem yang dapat mewakili penggolongan keterampilan gerak yaitu: (a) stabilitas lingkungan, (b) jelas tidaknya titik awal serta akhir dari gerakan, dan (c) ketepatan gerakan yang dimaksud. 

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan olahraga adalah gerakan-gerakan dasar dalam olahraga yang dilakukan dengan satu teknik lalu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Untuk menjadi seorang olahragawan diperlukan keterampilan olahraga yang baik agar dapat mencapai prestasi.

Keterampilan diterjemahkan dari istilah skill yang dalam dunia olahraga ditandai dengan terjadinya aktifitas fisik yang bukan saja melibatkan otot-otot besar, melainkan juga melibatkan otot-otot halus dalam melakukan gerakan. Aktivitas keterampilan dalam olahraga berbeda-beda antara satu cabang olahraga dengan cabang olahraga lain. Istilah keterampilan ini memiliki beberapa pengertian, tetapi yang lazim digunakan

Menurut Lutan (1988:94) adalah sebagai berikut: "Keterampilan dipandang sebagai satu perbuatan yang merupakan sebuah indikator dari tingkat kemahiran, juga dapat dinyatakan untuk menggambarkan tingkat kemahiran seseorang melaksanakan suatu tugas". Lebih lanjut, Lutan (1988:96) menjelaskan "Seseorang dapat dikatakan terampil atau mahir ditandai oleh kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu dalam kualitas yang tinggi (cepat atau cermat) dengan tingkat keajegan yang cukup mantap".

Keterampilan gerak dapat dipahami batasanya dengan dua cara, yaitu (1) keterampilan dapat dilihat sebagai tugas-tugas gerak, seperti panahan, biliar, atau sepak takraw. Dilihat dari cara ini, keterampilan dapat diklasifikasikan dengan berbagai dimensi atau menurut karaktristiknya yang menonjol. (2) keterampilan dapat juga dilihat dalam kaitannya dengan keadaan yang membedakan antara yang terampil dan tidak terampil. Lutan (1988:94) menjelaskan bahwa keterampilan adalah suatu perbuatan yang merupakan indikator dari tingkat kemahiran, juga dapat dinyatakan untuk menggambarkan tingkat kemahiran seseorang melakukan tugas.

Istilah keterampilan itu sendiri juga memiliki beberapa pengertian dan telah dipakai dalam beberapa versi dalam literatur tentang perilaku motorik yang lazim dipakai, keterampilan dipandang sebagai satu perbuatan atau tugas, dan lainya adalah sebagai sebuah indikator dari tingkat kemahiran. Jika suatu keterampilan dipandang sebagai sebagai aksi motorik atau pelaksanaan suatu tugas (task), keterampilan itu akan terdiri dari sejumlah respons motorik dan persepsi yang diperoleh melalui belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Singer yang dikutip Mahendra (2007:6) keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif.

Banyak kegiatan di anggap sebagai suatu keterampilan, atau terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang di capai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilanya. Keterampilan menunjuk pada upaya yang ekonomis, dimana energi yang dikeluarkan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu harus seminimal mungkin, tetapi dengan hasil yang maksimal. Lebih lanjut Schmidt (1991:34) mencoba menggambarkaan definisi keterampilan tersebut dengan meminjam definisi yang di ciptakan oleh Guthrie, yang di kutip oleh Mahendra (2007:6) yang menyatakan bahwa: “Keterampilan merupakan kemempuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum”.

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar, yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan secara berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran fikiran dan benar atau tidaknya gerak yang telah dilakukan.

Berdasarkan kajian teori dari para ahli dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu gerakan dengan kepastian yang tinggi, dengan menggunakan energi yang minimal (efficient) dan dengan hasil yang maksimal (effective). Keterampilan dapat menunjukkan pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperluas bisa disebut keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin, berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Jika ini yang digunakan, maka kata “keterampilan” yang dimaksud adalah kata benda (Fauzi, 2010: 7).

Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat kemampuan seseorang yang bervariasi. Keterampilan (skill) merupakan kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat (Widiastuti, 2011:49). Sedangkan menurut Amirullah (2003:17) istilah terampil juga diartikan sebagai suatu perbuatan atau tugas, dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemampuan dan kemahiran. 

Menurut Singer dikutip oleh Amung (2000: 61), keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efektif. Menurut Hottinger (Amirullah, 2003: 18), keterampilan gerak berdasarkan faktor-faktor genetik dan lingkungan dapat dibagi dua yaitu: (a) keterampilan phylogenetic, adalah keterampilan yang dibawa sejak lahir, yang dapat berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak tersebut. (b) keterampilan ontogenetic, merupakan keterampilan yang dihasilkan dari latihan dan pengalaman sebagai hasil dari pengaruh lingkungan. 

Kedua, faktor proses belajar mengajar menunjuk kepada bagaimana kondisi belajar dapat disesuaikan dengan potensi individu, dan lingkungan sangat berperan dalm penguasaan keterampilan. Ketiga, faktor situasional menunjuk pada metode dan teknik dari latihan atau praktek yang dilakukan. Dengan demikian dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai suatu tingkat keterampilan yang baik, perlu memperhatikan hal sebagai berikut: Pertama, faktor individu/pribadi yaitu kemauan serta keseriusan dari individu itu sendiri berupa motivasi yang besar untuk menguasai keterampilan yang diajarkan.